Rabu, 03 April 2013

Cinta Pertama, a random post


Cinta Pertama. Dua kata sederhana yang ternyata dapat menentukan kisah hidup seseorang di masa yang akan datang. Cinta pertama dapat menjadi awal yang baik, tapi tak menutup kemungkinan merupakan awal yang buruk pula. Tidak ada orang yang dapat melupakan kisah cinta pertamanya. Berhasil maupun tidak, cinta pertama tidak akan pernah bias untuk dilupakan.

Menghapus seseorang dari dalam memori tidaklah mudah. Apalagi, cinta pertama. Begitu banyak kenangan yang dapat diingat pada cinta pertama. Entah dari fisiknya, kebiasaannya, kegemarannya, atau apapun. Cinta pertama biasa dialami oleh pelajar pada sekolah menengah, maupun sekolah dasar. Yang orang bilang hanya “cinta monyet”, ternyata dapat terkenang seumur hidupnya. Jarang sekali ada orang yang berhasil dengan cinta pertamanya. Karena itu semua, masih dalam tahap coba-coba. Beralih dari cinta pertama, akan kita temui cinta kedua, ketiga, dan seterusnya. Tetapi, mengapa yang popular hanya istilah cinta pertama? (dengan cinta terakhir juga, mungkin). Kadang kita memang sudah tahu siapa cinta pertama kita, tetapi, kita jarang mengetahui siapa cinta terakhir kita, karena hanya Allah yang dapat menentukan siapa jodoh dan cinta terakhir bagi umat-NYA.

Mengingat kembali tentang kisah cinta pertama kadang membuat kita tersenyum, maupun menangis. Di usia yang relatif kecil, tetapi berusaha untuk memahami pemikiran orang yang lebih dewasa. Banyak hal konyol yang mungkin kita lakukan pada saat merasakan cinta pertama. Mulai dari muka yang bagaikan kepiting rebus saat melihat si ‘dia’ melintas depan kelas, atau tersenyum malu saat menatapnya yang sedang bermain bola di lapangan, atau menyembunyikan wajah saat berpapasan di kantin. Tak lupa juga bagaimana bergembiranya ketika dia mengirimi kita pesan atau membalas pesan kita untuk pertama kali. Bilangnya sih, dapet nomer kita dari temen kita, atau temannya yang dekat dengan kita. Awalnya sih modus, mulai dari nanya pr, tugas, atau bahkan ngomongin guru. Lama-kelamaan, pesan itu menjadi sebuah pesan yang ditunggu kedatangannya. Tak pernah bosan memang membalas pesan orang yang kita kagumi, apalagi kemudian pesan yang awalnya “Besok ada tugas apa aja? Bls ya. Thx.” Atau “Jangan lupa besok ada ulangan mtk ya temaanJ” berubah menjadi “Kamu lagi apa? Udah solat dan makan belum?” atau “Kamu jangan lupa belajar buat ulangan besok yaJ” atau “Yaudah, belajarnya jangan dipaksain, udah malem. Selamat tidur ya, niteJ” kemudian ‘naik level’ jadi “Besok, kamu ada acara nggak? Aku mau ketemu, ada yang mau aku omongin.” Dan pada akhirnya…… “Makasih yaa, kamu udah mau jadi pacar aku:*. Aku sayaaaaaang banget sama kamu({}):*<3.” Tapi gak sedikit juga orang yang harus berpisah dengan cinta pertamanya. Baik karena memang hubungan yang harus diakhiri, masih sama-sama kekanak-kanakkan, atau si ‘dia’ harus pindah sekolah karena ikut orangtuanya bertugas. Dan tak sedikit pula orang yang tidak dapat menggapai cinta pertamanya. Walaupun kemudian menemukan cinta yang lainnya, tapi tetap, bukan cinta pertama.

“Cinta pertama tidak selalu pacar pertama.” Ya, ungkapan itu benar, bukan?. Kita harus bisa membedakan antara “pacar pertama” dengan “cinta pertama”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar